-------

Minggu, 25 Desember 2011

Melirik Perempuan

http://aceh.tribunnews.com/2011/12/24/melirik-perempuan


Oleh Putra Hidayatullah

LAKI-LAKI dan perempuan sama-sama punya peran dalam menciptakan peradaban dan juga kelangsungan hidup manusia. Seringkali perdebatan muncul. Tentang siapa yang lebih berperan, siapa yang lebih berhak dan siapa yang lebih kuat.

Dalam beberapa budaya dan lingkungan, lelaki dipandang lebih kuat dan perempuan cenderung dianggap sebagai manusia kelas dua. Bahkan pemikir Yunani, Aristosteles, menyebutkan, perempuan adalah pria yang tak lengkap. Ia lemah secara psikologis dan emosional serta tidak independen. Menurutnya perempuan lebih perkasa ketimbang laki-laki. Perihal ini tergambar dalam bukunya yang sempat dicekal oleh pemerintah Rusia pada 1889. 

Leo Tolstoy (1828-1910), seorang sastrawan dunia kelahiran Rusia, juga memberikan pandangan terbalik. Dalam novelnya, The Kreutzer Sonata, ia menampilkan tokoh perempuan, Posdnicheff. Leo menulis, di balik kelemah-lembutan, kemerduan suara dan lenggak-lenggok tubuhnya, wanita justru menyimpan kekuatan. Perempuan juga menguasai lelaki dengan pakaian dan hal-hal yang menggugah hasrat lelaki. 

Sekilas, perempuan terlihat sebagai objek yang dinikmati lelaki. Namun tanpa disadari lelaki telah terjebak pada kondisi itu. Maka kemudian perempuanlah yang sebenarnya berkuasa atas lelaki. Dengan kekuatan itu pula istri Podsnicheff berhasil merebut hati seorang pelatih biola hingga kemudian terlibat dalam perselingkuhan. Di akhir cerita, pada novela tersebut Posdnicheff mengakhiri nyawa istrinya dengan ujung belati.

Dalam hikayat lain juga menceritakan tentang kehebatan seorang perempuan yang dengan pesonanya mampu menaklukkan seorang laki-laki bahkan raja sekalipun. Contohnya seperti Cleopatra yang sering dikisahkan dalam drama-drama, novel dan film. Ratu Mesir ini berhasil menggaet orang terkuat pada masanya yakni Julius Caesar dan Mark Antony. Konon Antony adalah seorang jenderal besar yang karir dan hidupnya harus hancur akibat asmara dan sensualitas Cleopatra.

Lain Mesir lain pula Aceh. Aceh juga punya sejarah tersendiri tentang perempuan. Dulu kekuatan dan keperkasaan perempuan terejawantah dalam bentuk yang berbeda. Ada dalam kisah-kisah heroik nyata yang menakjubkan. Di antaranya adalah Laksamana Keumalahayati. Pada tahun 1590 ia ditunjuk oleh Sultan Alaudin Riyatsyah al Mukammil (1589-1604) sebagai armada Aceh untuk berperang dan mengusir tentara kolonial Belanda. 

Cut Nyak Dhien, ia mendampingi suaminya untuk berperang melawan Belanda bahkan ketika Teungku Umar sudah wafat di Meulaboh (1899), ia terus berjuang dalam perang. Hal yang sama juga pernah dilakukan oleh Cut Meutia (1870-1910). Ia ikut memimpin perang melawan kolonial Belanda.

Cerita di atas jelas menggambarkan bahwa perempuan bukanlah semata-mata lembar manifes yang cabik. Ia memiliki kekuatan dan pengaruh baik dengan pesona maupun keteguhannya. Dalam Islam perempuan juga digambarkan sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar. Ia ikut menjadi tolak ukur baik tidaknya sebuah negara. Seperti dikatakan oleh Rasulullah, “Sebuah negara itu tergantung pada perempuan. Jika perempuan itu baik maka baiklah suatu negara.” 

Namun di zaman yang semakin canggih dan tantangan yang semakin ketat, segelintir orang memanfaatkan energi magis perempuan yang tidak terlihat tersebut. Aktor-aktor itu mengerti akan adanya tiga titik yang membuat manusia sering tidak berdaya: harta, tahta, dan wanita. Pada ruang tertentu lalu perempuan dijadikan komoditi dan alat untuk mendulang uang dari kantong-kantong manusia yang lain. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa produk yang dijual atau dipromosikan oleh perempuan cantik akan lebih cepat laku ketimbang dipromosikan oleh laki-laki. Iklan-iklan di TV akan kalah menarik jika tanpa kehadiran perempuan. Di saat peluncuran produk mobil terbaru misalnya, akan ada satu atau dua perempuan cantik yang berdiri setengah erotis di salah satu sudut mobil. Mereka melayani setiap setiap sesi pemotretan sambil menyenyumi setiap pengunjung juga pelanggan. Mobil yang bagus dan perempuan yang cantik adalah dua “magnet” yang cukup menggoda siapa saja. 

Sementara di beberapa desa tertentu ada pemandangan berbeda. Ada perempuan yang di pagi buta sudah di sawah seusai mengurus dapur dan lainnya sementara ada sang suami yang sibuk mengoceh di warung kopi. Fenomena ini mungkin juga sedikit tergambar dalam sajak Hartojo Andangdjaja yang tentunya beranjak dari keadaan:

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka. Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa. Akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota. Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa. 

Kondisi seperti inilah yang terkadang menyebabkan lahirnya aktivis perempuan untuk membela. Hal ini kemudian merambah pada emansipasi yang menuntut persamaan hak antara lelaki dan perempuan; hak berpolitik, hak bersuara, hak ngopi dan sebagainya karena mereka merasa berada pada pihak yang teraniaya.

Di banyak warung kopi di kota semisal Banda Aceh juga ada lakon lain yang kontras. Mungkin bukan hal yang asing lagi ketika muncul segerombolan wanita-wanita cantik dengan pakaian seragam  menawarkan rokok dari meja ke meja. Tidak jarang mereka digoda atau dipermainkan para lelaki. Dengan sabar dan teguh kemudian mereka pergi lagi ke meja lain. Dengan pesona dan model sabar yang demikianlah beberapa perempuan mengejawantahkan kekuatan dan keperkasaan mereka.

Percaya tidak percaya, perempuan adalah makhluk yang kuat dan berpengaruh. Ia tidak boleh tidak dihargai dan diremehkan. Karena perempuan juga ibu yang berjasa melahirkan banyak laki-laki hebat di dunia. Pun demikian, perempuan akan lebih hebat jika seandainya tegas dan tidak membiarkan orang-orang tertentu menyalahgunakan kecantikan dan keberadaannya sebagai pelaris mobil, rokok dan sebagainya. Karena model seperti itu adalah bagian dari eksploitasi perempuan yang jarang dikritisi bahkan oleh aktivis perempuan sendiri. 

* Penulis adalah mahasiswa TEN IAIN Ar-Raniry. Peserta Sekolah Remaja 2011 Tikar Pandan.


1 comments

Muhammad Haekal 25 Desember 2011 pukul 23.02

komprehensif, berimbang, dan dikemas secara seksi!

Posting Komentar