-------

Sabtu, 22 Mei 2010

Puisi ke 127

Puisi ke 127

Saat terjaga..
kuperhatikan sekujur tubuh..
kukecup bibirku yang berdarah. Kemudian dengan lunglai kubersimpuh pada kepala yang tak lagi bergeming. kuberkata pada jasad, seberapa banyak pemberian Tuhan ini telah terisi dengan ilmu pengetahuan. Lalu kuraba jantungku yang tidak lagi berdetak dengan tangan yang gemetar. seberapa banyakkah kebencian dan dengki telah tumbuh di sana? Seberapa banyak murka yang telah kau tumpahkan untuk mengotori kesucian dan kemanusiaan?
Oh.. Akankah air mata ini mampu menyapu semua hitam itu?
Rohku kemudian beranjak dan berdiri dengan mata sayu dan menatap kedepan dengan penuh keputusasaan.
Kudengar gemericik air yang terus mengalir lirih. Kurasakan dingin yang ingin membekukan segalanya. Angin kini menjadi sahabat. Aku datang sendiri dan akan pergi sendiri. Melewati desa-desa, kota,pegunungan dan benua. Lima bidadari mengajakku pergi. Tangan-tangan lembut mereka ingin memandu rohku. Sekali lagi kulihat kebelakang. kutatap tubuh pucat yang telah terkapar. Saat kembali, kulihat arah tuju, dengan cepat bara neraka menyapa dengan beringas!

Senin, 10 Mei 2010

untitled

saya kembali menyadari akan betapa pentingnya menulis setelah membaca beberapa blog dari teman-teman. terinspirasi memang. dan beginilah seharusnya. ketika kita bisa memberi inspirasi , perubahan,dan ilmu bagi yang lain, maka saat itulah kita sedang melakukan sebuah perubahaan. sebagai pemuda sudah selayaknya kita menciptakan dan memberikan sesuatu untuk bangsa. karena, percaya atau tidak, realita terus berbicara. kita tentu bisa melihat banyak ketimpangan yang sedang terjadi. mulai dari lapisan terkecil yaitu keluarga hingga pemerintahan. kita harus sadar dengan ketidakwajaran yang telah menjadi falsafah masyarakat dan pemuda. ketimpangan ini akan terus terjadi dan akan diwariskan secara turun temurun sehingga tidak heran ketika banyak hal-hal yang tak sepantasnya dilakukan menjadi sebuah kewajaran.

sebagai seorang pemuda, maka merupakan sebuah kewajiban untuk melakukan perjuangan meskipun itu hanya satu langkah kecil. harus kita ingat bahwa melangkah itu penting dan maju stengah langkah itu lebih baik daripada tidak sama sekali. kita punya banyak cara. salah satunya adalah menulis. maka disinilah, sebagai anak bangsa saya akan memulai. Belajar menulis, belajar menciptakan dan berbuat sesuatu untuk orang lain karena,

"pena lebih tajam dari pada pedang"