“Hidupku kurang tantangan!” celoteh teman saya. Ia sedang mengoperasi penis kambing waktu itu. “Jadi dokter hewan itu terlalu aman. Misalnya begini,” Tiba-tiba saya mendengar kambing itu mengembik keras. Saya terkejut. “Aman kan?” ia terbahak lalu beranjak mengambil kopi. Kawan saya menyentil testis kambing itu.
“Nah, coba kalau yang kita sentil itu manusia? Pasti ngamuk dia! Pasti ngadu, melapor. Itu wajar karena manusia. Kalau ada yang tak melakukan apa-apa ketika diperlakukan semena-mena, itu berarti dia kambing. Kambing yang terperangkap dalam tubuh manusia. Haha...” teman saya menyeruput kopi.
“Tapi sekarang susah juga kalau protes. Apalagi rakyat kecil seperti kau. Kau ingat kasus Prita beberapa waktu lalu itu kan? Itu gara-gara ia protes atas perlakuan semena-mena pihak rumah sakit. Tapi ujung-ujungnya dia yang bermasalah. Dianggap melakukan pencemaran nama baiklah, inilah, itulah. Ada-ada saja negara ini” ia berdehem.
“Tapi hidupku memang kurang tantangan, kurang risiko. Sebenarnya inilah akibat dari tak ada risiko itu. Tak ada yang menghukum. Jadi saya bisa semena-mena memperlakukan kambing. Yah, namanya saja kambing. Macam mana ia mau melapor! Kau pun, kalau kau mau sentil itu testis, juga boleh. Mau?”
Saya menggeleng kepala dan tertegun beberapa saat. “Kalau kambing itu bisa bicara pasti kau ditangkap, diadili” kata saya. Teman saya kembali terbahak. “Mana ada kambing bisa ngomong. Kalau pun bisa, dan ia melapor, aku punya banyak teman. Bisa unjuk rasa. Bisa saja aku bilang itu kriminalisasi yang dilakukan kambing terhadapku. Zaman sekarang, Bro, siapa yang ramai dia yang menang. Apalagi kalau golongan menengah ke atas. Soal hukum, gampanglah itu!” Ia menggesek-gesekkan telunjuk dengan ibu jari.
“Tapi kau harus sadar, Bro. Aku ini dokter hewan. Di tempat kita, pekerjaanku tidak terlalu berisiko. Ya karena itu tadi. Binatang tak bisa ngomong. Tapi konsekuensinya tahu sendiri. Kalau risiko kecil, uangnya pun kecil. Kalau tidak mau risiko besar tapi mau uang banyak, ya jadi dokter manusia, tapi jangan di luar negeri. Atau mau risiko tapi tidak mau uang, ya jadi kambing aja!”
0 comments
Posting Komentar