-------

Rabu, 04 Agustus 2010

Facebook Between Angel and Demon

Semua hal di dunia ini memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi. Begitu juga segala aktifitas yang kita lakukan juga akan memberi pengaruh terhadap apa yang akan kita alami kedepan. Contoh kecilnya adalah facebook. Jejaring sosial yang ditemukan oleh Mark Zuckerberg ini ternyata mampu memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap mental dan tingkah laku masyarakat.

Seiring berjamurnya warung kopi yang turut dilengkapi dengan koneksi internet, maka semakin menambah pula jumlah kuota masyarakat yang bersantai ria di warung kopi. Yang paling dominan terlihat adalah para mahasiswa. Mereka seperti sangat antusias dengan sebuah laptop di atas meja, segelas kopi dan mungkin sambil menghisap sebatang rokok. Sekilas seperti sedang sibuk dengan tugas akademis yang harus mereka selesaikan. Namun yang memang melakukan tugas akademi itu ternyata hanya segelintir. Lalu apa yang dilakukan oleh sekian banyaknya pemuda lainnya? Berjam-jam waktu terhabiskan disana?

Memang terdengar paradoks. Tapi itulah realita. Keberadaan facebook telah menguras waktu para pemuda/mahasiswa untuk bersantai ria dengan permainan seperti Poker, Mafia War dan lain sebagainya. Dikhawatirkan, ketika permainan itu lepas dari control, misalnya ditekuni dari sejak pagi sampai sore, atau bahkan begadang sampai pagi, maka akan member efek yang tidak baik.

Lain halnya dengan apa yang terjadi di kantor-kantor yang notabenenya melayani public. Banyak para pengawainya yang lalai dengan jejaring ajaib ini. mulai dari pagi, sudah terlihat yang mulai mengakses aplikasi ini. tentu saja tidak semuanya tapi yang pasti banyak yang suka. Akses yang gratis itu dibayar dengan uang public dan sangat disayangkan jika gara-gara akses ini pula, pelayanan terhadap masyarakat menjadi kurang maksimal.

Namun demikian, facebook juga tidak terlepas dari hal-hal positive yang bisa menghubungkan kita dengan orang lain atau dengan kata lain memperluas silahturrahmi. Namun ketika ia disikapi secara berlebihan maka ditakutkan akan memberi efek domino terhadap keadaan bangsa seperti yang dikatakan dalam pepatah jepang, “gara-gara tidak ada paku, tapal kuda terlepas. Karena tapal kuda terlepas, surat jadi tak sampai. Karena surat tak sampai, kita jadi kalah perang” . Mungkin seperti itulah gambaran tentang bagaimana hal-hal kecil bisa berdampak besar dalam kehidupan. Semoga kita adalah orang-orang yang sadar dan mengerti akan hal ini sehingga sedikitnya bisa menjadi peredam yang bisa mengontrol lajunya ketidakwajaran ini. amiin. 