-------

Senin, 04 Februari 2013

Oh Nona

Di atas sana Nona berdiri mengangkang. Lalu dengan anggunnya ia berak di atas kepala kami.

Aih, pada siapa kami mengadu?

Untuk Nona dan Nyonya Di Gedung Sana

Nyonya dan Nona di gedung sana,
Janganlah dengan sedikit jabatan itu Nyonya dan Nona menjadi sombong. 

Tak perlulah Nona dan Nyonya meruncingkan mulut dan memasamkan wajah saat melihat batang hidung kami yang kurang mancung. 

Tak eloklah jika Nyonya dan Nona melihat kelapa pada kulit luarnya saja yang kusam nan berkerut. Tapi tengoklah ke dalam. Ada putih yang menghasilkan santan dan bisa melezatkan dodol Nona dan Nyonya. 

Kami tak pandai menjilat kulit durian. Karena itu janganlah Nona dan Nyonya memandang kami dengan ujung mata. Karena kami khawatir, suatu saat turbin berputar dan Nyonya juga Nona akan menyesal. 

Bila tak mampu melihat kami dengan kacamata agama, maka tataplah melalui kacamata cinta. 

Nyonya dan Nona di gedung sana, bukankah memperlakukan binatang dengan cara baik-baik adalah perbuatan mulia? Apalagi manusia. 

Nyonya dan Nona di gedung sana, tersenyumlah sekali pada kami. Kami telah bosan pada gonggongan.