SUDAH lama Bang Lara tidak tidur dengan istri Belanda. Semenjak meninggalkan kampung halaman, Bang Lara lebih sering tidur telat. Tugas kuliah yang berjibun dan juga kebiasaan minum kopi membuat matanya melek hampir sepanjang malam. Ia tinggal bersama adiknya di sebuah rumah kecil. Setiap malam adik Bang Lara tidur lebih cepat. Bang Lara sering hilang kesempatan. Istri belanda itu duluan dipakai adiknya. Itu terjadi hampir saban malam. Kasihan!
Nyaman, santai, hanyut, dan empuk, itu yang terasa saat berhubungan dengan istri belanda itu. Dulu beberapa orang tua di beberapa kampung di Aceh melarang anak-anak tidur dengan istri model begini. Katanya menyebabkan kemalasan dan susah bangun pagi. Sewaktu kecil Bang Lara jarang berhubungan dengan istri belanda. Ketika dewasa, kesempatan untuk memiliki istri belanda itu pun melebar.
Nah, bagaimana kalau istri Indonesia? Pembahasannya akan jauh beda. Pasalnya istri belanda ini bukanlah istri betulan. Ini hanya arti dari Bahasa Inggris, dutch wife. Menurut kamus Oxford, dutch adalah kata benda berarti orang belanda. Sedangkan wife kata Inggris untuk menyebutkan istri. Nah, ketika dua kata ini digabung, dutch wife itu pun jadi istri orang belanda. Sesederhana itu? Tidak, tidak. Banyak orang Indonesia memang memandang aneh Bahasa Inggris. Di Aceh saja muncul pameo, “Bahasa inggreh, laen tabaca, laen tatuleh” (Bahasa inggris lain kita baca, lain pula kita tulis). Begitu juga dengan kata dutch wife. Arti sebenarnya dari kata ini bukan “istri orang belanda” tetapi BANTAL GULING.
Kenapa dikatakan dutch wife? Pertanyaan menarik! Menurut artikel yang Bang Lara baca pada Majalah Historia, konon kata itu stereotip (pelabelan) yang diberikan Inggris pada Belanda. Katanya dulu orang Inggris menyebut Belanda bangsa pelit. Ini disebabkan persaingan antara Inggris dan Belanda di abad ke-17. Selain itu, setiap berperang ke negara lain khususnya Hindia, prajurit Belanda dilarang bawa istri. Hal ini dibenarkan Robert Jan Nix, pimpinan Yayasan Peutjut yang mengurusi makam Belanda di Aceh, Kerkhoff. Mantan Perwira Kavaleri Belanda itu diwawancarai Bang Lara saat ia mengunjungi Kerkhoff di Banda Aceh. Nix bilang prajurit Belanda tidak dibolehkan membawa istri ke Indonesia pada masa kolonial dulu kecuali para perwira. Karena itu banyak prajurit Belanda memilih menggundik dengan “Nyai”. Salah satunya adalah kakek Nix itu sendiri. Itu sebabnya mengapa bekas perwira belanda yang dilahirkan di Geumpang, Pidie ini sedikit memiliki darah Indies (Pribumi).
Selain itu, Pramoedya Ananta Toer dalam sebuah percakapan pada novelnya, Jejak Langkah menuliskan, “Tapi orang Belanda terkenal sangat pelit. Mereka ingin pulang ke negerinya sebagai orang berada. Maka banyak juga yang tak mau menggundik. Sebagai pengganti gundik, mereka membikin guling-gundik yang tak dapat kentut itu (dutch wife/bantal guling).
Dalam kamus Bahasa Inggris juga terdapat frasa go dutch. Mungkin gabungan kata ini juga dikaitkan dengan steriotip itu. Go dutch bukan berarti “pergi ke Belanda” ia memiliki arti “bayar sendiri-sendiri”. Saya berfirasat ungkapan ini digunakan Inggris untuk mengukuhkan stereotip pelit untuk Belanda juga. Seolah-seolah orang Belanda kalau makan jarang mentraktir orang lain. Suatu ketika pada 2009, Bang Lara ditraktir makan oleh guru bahasa Inggrisnya. Seusai makan-makan dengan puasnya, perempuan kelahiran Amerika itu bilang, “Now, Go dutch!” Bang Lara tercengang. Untung saja wanita cantik itu mengakhirinya dengan tawa manis yang kurang lebih bermakna “cuma bercanda”.
Bagi Bang Lara kata-kata “Istri Belanda” untuk menyebutkan bantal guling itu lebih menarik. Menurut kabar, dalam Encyclopedia of World and Phrase Origins Robert Hendrickson menulis: “Orang-orang Belanda begitu tersinggung oleh Bahasa Inggris selama tiga abad sehingga pada tahun 1934 pemerintah mereka memutuskan untuk membuang kata ‘Dutch’ dan menggunakan kata ‘Netherlands’ jika memungkinkan.
Bang Lara tidak memakai kata ‘Netherlands’ karena takut orang tidak paham. Maka dari itu Bang Lara ambil jalan tengah saja. Untuk dutch wife Bang Lara cuma bilang Istri Belanda. Tidak memakai kata ‘Dutch’, tidak pula menggunakan kata ‘Netherlands’. Di akhir kata Bang Lara memberi sedikit wejangan,
“Sebelum punya istri sendiri, peluklah istri Belanda dulu. Yang penting jangan sampai menganggur!”
ucap Bang Lara dengan muka lugu. Tak sedikit pun tersirat rasa bersalah pada raut wajahnya yang manis itu.[]
6 comments
mantap coy ::::::
tapi aq gak punya istri orang belanda, qe bagi aq satu lah.... ntar waktu aq punya istri sendiri kuganti ya
coy..
istri belanda'a sudah bisa d dorsmer tu...
:D
untuk kata "go dutch" orag aceh juga punya Stereotipnya sendiri.
"pidie" pelit versi aceh.
bgaimana taggapanya bang lara???
hahaha bereh bereh,, kalau untuk cwek cocok dengan terong belanda..khak khak
bgaimana klau d tengah ranjang suami istri lgi berantem,ada dutch wife (istri belanda).. hahaaha
nyan foto lagei keajaiban dunia :D
Posting Komentar