-------

Kamis, 17 November 2011

Realita Cinta Rok and Dodol



TAK mudah bagi Bang Lara menjalani hidup begini, mulai subuh hingga fajar menyingsing kembali. Bukan sehari dua hari, sudah bertahun-tahun. Ada saja yang mengusik kelaki-lakiannya.

Setiap malam minggu di jalanan banyak pemuda. Mereka tidak sendiri. Ada sesosok lain menempel di punggung, meliuk indah. Anak muda sekarang memang pandai menjinakkan perempuan. Mungkin pernah mendengar petuah mantan kepala buruh Inggris, “Ayah saya masih membaca kamus setiap hari. Katanya, hidup kita sangat bergantung pada kemampuan kita menggunakan kata-kata”. Perempuan memang ditaklukkan dengan kata-kata. Maka jadilah muda mudi itu seperti amplop. Ada lem yang merekatkan ke duanya. Lem bermerk “cinta”. Dalam amplop itu tersimpan romansa, api asmara, birahi, hingga sesuatu yang tak pasti (kata Iwan Fals). Sedangkan Bang Lara hanya sediri, terpaku menatap langit seperti Ebit G Ade.
           
Suatu malam Bang Lara jalan-jalan sendirian dengan Jupiter MX. Ia melintas kawasan  remang-remang. Ada sebuah sepeda motor berjalan aneh. Astaga!! Ada meuruwa ek trieng ! Bang Lara kaget. Air liurnya yang merembes segera ditelan kembali. Ada muda-mudi yang sama-sama bekerja di atas sepeda motor. Bang Lara termegap-megap. Pikirannya berfantasi dan mulai terbang jauh membuka lembar-lembar sejarah. 

Akhirnya berhentilah ia pada abad XX. Abad yang diwarnai oleh seorang tenar bernama Adolf Hitler.  Ada sebuah cerita di sana. Jadi ada seorang perempuan bangsawan Jerman bernama Magda Goebbels. Ia istri petinggi partai Nazi, Joseph Goebbels. Joseph ini juga menjabat Menteri Propaganda Kabinet Hitler. Tanggal 1 May 1945 adalah hari yang tragis bagi Magda. Ia masuk ke kamar. Enam orang anaknya ada disana. Dengan sikap tenang dan elegan ia memasukkan pil sianida ke dalam mulut ke enam anaknya. Selesai melakukan itu ia menutup pintu kamar dan membiarkan kematian menerkam semua buah hatinya itu. Dia dan suami kemudian bunuh diri. Telah tercatat,  Magda meniadakan darah dagingnya. Magda … Oh Magda…

Lain Magda, lain pula Hugh Hefner. Dia Bos Besar majalah Play Boy. Dia lahir pada 9 April 1926 di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Lelaki ini hidup glamour dan selalu dikelilingi oleh gadis-gadis cantik. Gadis-gadis itu model pada majalahnya. Sisi lain dari Hefner adalah hobinya menabur benih pada banyak perempuan. Uniknya, merupakan kebanggaan bagi para model itu jika dapat kesempatan menghabiskan malam bersama Hefner.

Kisah tentang Magda dan Hefner tidak akan berakhir. Bisa jadi akan banyak Magda-Magda lain yang tega membunuh anaknya sendiri dengan alasan lain. Dikarenakan aib dari cinta illegal. Baik dengan cara elegan atau yang mengerikan. Begitu juga dengan Hefner. Terbuka kemungkinan bagi Hefner-Hefner muda untuk menabur benih sembarangan. 

Inilah ‘Realita Cinta Rok and Dodol’. Rok bermakna cinta dimaknai sebagai penyalur sex yang tidak jauh-jauh dari rok. Sedangkan kata dodol bermakna ‘oon’ alias tolol. 

Malam itu Bang Lara langsung pulang. Ia menatap ke langit-langit kamarnya dan tersenyum sendiri. "Enak juga jadi Hugh Hefner" 

Bang Lara… oh Bang Lara... 

2 comments

Muhammad Haekal 20 November 2011 pukul 06.14

hehe,
mari kita sama-sama, lelaki dan perempuan, 'menutup dan menunduk'
nice posting bang lara!

Unknown 22 Desember 2013 pukul 11.23

sentilannya mengena. nyan cap (y)

Posting Komentar