-------

Rabu, 16 Januari 2013

Kedua mata layu. Sudah lewat tengah malam. Aku masih masih di meja paling luar warung kopi ini. Mendengar sepeda motor atau mobil sesekali lewat. Sudah dua gelas kopi pancung tandas. Aku tersadar betapa waktu berjalan sangat cepat dan meninggalkan orang-orang yang berjalan pelan dan orang-orang yang lalai. Bangun di pagi hari kemudian diberi kebebasan agenda apa yang akan kita lakukan. Dalam waktu satu hari seorang penulis mungkin menyelesaikan sebuah cerita. Dalam satu jam seorang atlit bisa memanfaatkannya untuk mengembangkan otot-ototnya. Tapi bagi orang sepertiku, waktu kadang tak lebih angin lalu. Seperti kapas melayang-layang di udara. Aku baru saja mengatakan pada seorang teman, jejaring sosial betul-betul jaring. Kita adalah ikan. Kemana jaring menghalau, ke sanalah ikan akan mengerumun. Terkurung dan terkungkung. Parahnya lagi kita sering tak sadar. 

Seandainya waktu bermain facebook digantikan untuk membaca atau menulis, mungkin akan lahir-lahir tulisan-tulisan yang bermanfaat ketika dibaca. Pun itu untuk mengembangkan kapasitas diri. Seorang manusia itu ibarat sepotong besi. Jika ia tidak melakukan sesuatu untuk mengasah diri, maka besi tak akan berarti banyak. 

Memang permasalahan yang paling utama adalah persoalan manajemen waktu dan komitmen dalam menjalankan agenda-agenda. 

0 comments

Posting Komentar