SAMBIL membuka-buka halaman koran, dua mata Polem menyorot saya di balik kacamatanya yang besar. Saya bertanya:
“Polem, kenapa kejadian-kejadian di Aceh seperti di film Holliwood?”
“Maksud kamu apa?”
“Ya banyak pukul-memukul, tembak-menembak”
“O itu?” Polem terkekeh. Ia melipat koran. “Itu tanda-tanda bahwa kita ini hebat!” Polem bersendawa.
“Di Holliwood, aktor-aktor hanya berani dalam film. Sebut saja siapa misalnya Tom Hank, Brad Pitt, Cristian Bale. Mereka cuma berani di depan kamera! Di tempat kita beda. Real! Kan hebat. Kita Selangkah lebih maju dari Holliwood”
“Tapi... tapi orang-orang bisa meninggal, Polem!”
“Bukan meninggal. Mampus.”
“Iya, Polem. Maksud saya itu!”
“Itu sudah risiko. Risiko menjadi hebat. Seorang juarawan mempertaruhkan banyak hal untuk jadi juara. Begitu pula ketika kita ingin menang bersaing dengan holliwood.”
Polem mengeluarkan korek dari saku dan membakar rokok yang sudah terselip di bibir.
“Itu sebuah pertanda. Tanda-tanda kita sedang mendekati kemajuan. Kita harus mengalahkan siapa saja. Harus menjadi juara.”
“Tapi Polem...”
“Tapi Apa?”
“Ada kabar kemarin kita juara 1 korupsi se-Sumatera”
“Iya. Bagus itu! Yang penting juara”
“Tapi Polem, Jerman, Jepang, Korea, mereka juara di bidang teknologi”
“Iya. Yang penting juara. Antara juara 1 bidang teknologi dan juara 1 bidang korupsi kan beda tipis. Yang penting bersyukur!”
2 comments
Yang penting juara....
kita patut bersyukur!
hahaha...
bereh
Berreeeh that bg.
JUARA
Posting Komentar