Alhamdulillah hari ini mendapat sedikit pencerahan setelah membaca opini Syahrol Kirom, master filsafat Universitas Gajah Mada di Media Indonesia (16/10/12). Syahrol mengurai masalah krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ini jelas terlihat pada ketidakmerataan kesejahteraan dalam bidang ekonomi. Kalau kita pergi ke pasar kita bisa dengan mudah melihat ketidakmerataan ini. Pemasukan seorang nenek-nenek yang berjualan di atas tikar lapak pinggir jalan tentu jauh berbeda dengan pemilik toko. Kalau di kota besar bahkan ada mall. Tentunya penghasilan pengusaha mall jauh lebih banyak dibanding orang yang berjualan di gerobak dorong. Padahal produk yang dijual rasanya tidak jauh berbeda.
Selasa, 16 Oktober 2012
Sabtu, 06 Oktober 2012
Di Gerbong
Bersandar pada kereta api tua yang mulai berkarat
Sembari menatap kematian bergentayangan di atap kota
Masih ingatkah kau?
Di rel besi itu dulu kita bermain
Berkelakar melepaskan layang-layang jumawa
Kita lupa saat usia dibunuh waktu
Berhelai-helai tawa luruh ke tanah
Seperti koran bekas dilumat genang air
Sudah sampai di mana kereta ini?
Di gerbong tua kini hening
Terbayang suara mayat hidup berkelakar dengan musim
Ada bulir bening di pucuk bulu mata kita
Jatuh berirama dengan harmoni luka
Di sini, di gerbong tua yang hampa.
Tags :