Bersandar pada kereta api tua yang mulai berkarat
Sembari menatap kematian bergentayangan di atap kota
Masih ingatkah kau?
Di rel besi itu dulu kita bermain
Berkelakar melepaskan layang-layang jumawa
Kita lupa saat usia dibunuh waktu
Berhelai-helai tawa luruh ke tanah
Seperti koran bekas dilumat genang air
Sudah sampai di mana kereta ini?
Di gerbong tua kini hening
Terbayang suara mayat hidup berkelakar dengan musim
Ada bulir bening di pucuk bulu mata kita
Jatuh berirama dengan harmoni luka
Di sini, di gerbong tua yang hampa.
0 comments
Posting Komentar