PEMBACA Budiman, karena suka kacang, kali ini terpaksa saya menarik nafas dan menggugat. Pembaca mungkin sama saja dengan yang lain. Begitu tengok orang tak tahu balas budi atau ingkar, langsung bilang, “Seperti kacang lupa pada kulitnya”.
Oh Tuhan, kenapa manusia yang satu ini begitu sembrono! Ke sini dulu biar saya jelaskan. Baiklah, kita mulai dengan kacang di depan mata. Lalu muncul hasrat menggebu-gebu. Tangan mengambil dan menjepit itu kacang hingga terbelah. Lalu gigi geraham menggilasnya sampai hancur. Dan tiba-tiba di lain waktu saat lihat politisi dapat jabatan dan kena amnesia, kita spontan bilang, “Bagai kacang lupa pada kulitnya.”
Salah kacang apa? Apa Pembaca yakin kalau kacang memang melupakan kulitnya? Siapa yang lebih tahu? Kacang atau kita? Saya percaya kacang tidak lupa pada kulitnya. Mereka mungkin seperti sepasang kekasih, tak mau dipisahkan. Coba Pembaca tanya pada kura-kura, apa dia mau berpisah dengan cangkangnya? Tentu saja tidak. Kita lah yang memisahkan kacang dengan kulitnya, demi hasrat kita. Kalau dipikir-pikir, ternyata kita ini lebih kejam dari yang kita sadari, Pembaca.
Nah, sama halnya ketika calon pemimpin berjanji memberi kita sesuatu. Janjinya bisa macam-macam. Misalnya:
1. Mewujudkan pemerintahan Aceh yang bermartabat dan amanah.
2. Mengimplementasikan dan menyelesaikan turunan UUPA.
3. Komit menjaga perdamaian Aceh sejalan dengan MoU Helsinki.
4. Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Islam di semua sektor kehidupan masyarakat.
5. Menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa.
6. Mengupayakan penambahan kuota haji Aceh.
7. Pemberangkatan jamaah haji dengan kapal pesiar.
8. Naik haji gratis bagi anak Aceh yang sudah akil balig.
9. Menginventarisir kekayaan dan sumber daya alam Aceh.
10. Menata kembali sektor pertambangan di Aceh.
11. Menjadikan Aceh layaknya Brunei Darussalam dan Singapura.
12. Mewujudkan pelayanan kesehatan gratis yang lebih bagus.
13. Mendatangkan dokter spesialis dari luar negeri
14. Pendidikan gratis dari SD hingga perguruan tinggi.
15. Memberikan Rp. 1 juta/KK/bulan dari dana hasil migas.
16. Mengangkat honorer PNS.
17. Meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh.
18. Membuka lapangan kerja baru.
19. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat.
20. Memberantas kemiskinan dan menurunkan angka pengangguran.
21. Mengajak kandidat lain untuk bersama-sama membangun Aceh.
Lumayan banyak, Pembaca. Gara-gara ini tulisan saya jadi panjang. Tapi tidak masalah. Semoga Pembaca tidak lelah. Jadi begitulah. Karena kita orang beriman, kita percaya pada semua itu. Tapi dengar-dengar politisi Rusia, Nikita Kruschev pernah bilang,
“Politicians are the same all over. They promise to build a bridge even when there is no river.”
(Semua politisi itu sama saja. Mereka tetap berjanji membangun jembatan meski sungainya tidak ada.)
Itu diucapkan Kruschev sebelum ia meninggal tahun 1971. Nah, kalau Pembaca baru tahu berarti hidup kita tertinggal 42 tahun (minimal).
Ya sudah lah, Pembaca. Untuk apa membahas itu. Sekarang kita hanya bisa berdoa setiap selesai salat. Semoga Pak Gubernur kita dimudahkan rejeki, sehat pikiran, dan yang paling penting tidak lupa pada janjinya. Kalau pun beliau lupa, tolong jangan sekali-kali Pembaca mencoba menyalahkan kacang. Saya bisa marah. []