-------

Selasa, 21 September 2010

Hidup Kaya, Berkah dan Penuh Gairah

Barang kali tidak berlebihan jika membaca judul di atas. Sekilas mungkin terbayang dalam pikiran kita bahwa hal itu (Kaya, Berkah dan Penuh Gairah) adalah hal yang sangat sulit diwujudkan dan telah menjadi impian hampir setiap manusia dimanapun mereka berada. Siapa sih yang tidak ingin kaya? Dan pilihan untuk menjadi kaya telah menunjukkan bahwa manusia cenderung memilih sesuatu yang menurutnya bisa menyenangkan dan membahagiakan. Contoh lainnya manakala anda diberi pilihan untuk memilih uang dengan jumlah seratus ribu dengan uang yang hanya berjumlah seribu. Tanpa perlu berpikir panjang siapa pun akan memilih uang dengan jumlah seratus ribu.

Hal yang sama juga berlaku manakala secara sadar setiap orang diberi pilihan untuk hidup penuh berkah dengan hidup yang penuh dengan dengan kesengsaraan. Siapa pun tentu akan memilih hidup berkah. Lalu jika demikian sifat manusia, lantas mengapa masih banyak juga orang yang hidup miskin dan sengsara. Apalagi di Negara kita ini menurut data ada begitu banyak jumlah orang yang kurang mampu bahkan dalam sebuah pemberitaan media massa dinyatakan bahwa ada sekian juta orang Indonesia yang hanya mampu mengkonsumsi daging hanya setahun sekali dikarena keterbatasan dan himpitan financial yang mereka alami.

Hidup memang benar-benar sebuah pilihan. Untuk hidup kaya dan berkah, juga merupakan sebuah pilihan. Di sinilah perlunya menjadi cerdas dalam memilih dan memilah. Orang-orang yang hidup tidak bahagia adalah hasil dari sebuah pilihan yang secara tidak sadar telah mereka tetapkan sejak usia mereka muda. Mereka malas berpikir dan mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang penuh dengan skill dan ilmu pengetahuan sehingga dibutuhkan oleh orang lain. bukankah orang yang paling beruntung di dunia ini adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain?

Siapa pun bisa hidup kaya seandainya mereka mau. Anda juga mampu menjadikan diri anda kaya. Tentunya sebelum berbicara jauh, terlebih dahulu kita memaknai bagaimana makna kaya. Kaya adalah banyak dan berkah, oleh karena itu orang yang memiliki uang yang banyak, mobil yang banyak, rumah yang banyak akan dikatakan kaya. Namun benarkah kaya seperti itu? Akhir-akhir ini kaya memang cenderung diukur dengan materi seperti yang saya sebutkan tadi memiliki banyak mobil, rumah dan materi-materi lainnya. Namun pada hakikatnya, hidup kaya tidak semata-mata diartikan dengan memiliki banyak materi.

Hidup kaya adalah hidup yang kaya dengan berbagai potensi yang telah dikembangkan sehingga menjadi contoh dan tampil beda dengan orang-orang yang biasa. Sebenarnya, setiap manusia itu kaya, bahkan terkadang bisa dikatakan kaya raya seandainya kita bisa memisahkan kata kaya dengan orientasinya yakni berupa materi.

Ketika dilahirkan, setiap manusia telah diberikan modal yang tidak sedikit oleh Tuhan yakni indra, akal, hati, kesempurnaan fisik dan yang paling besar adalah kemampuan untuk berpikir yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.

Lalu sekarang pertanyaannya adalah sudahkah kita hidup kaya? Sekali lagi saya ingin kita melepaskan diri sejenak dari materi yang menurut pandangan sebagian orang itulah hal yang paling penting dalam hidup. Hidup akan menjadi kaya seandainya kita bisa memaksimalkan setiap potensi yang ada. seorang mahasiswa misalnya, ia akan menjadi orang yang kaya manakal ia mengisi hidupnya dengan banyak warna. Disamping menjadi mahasiswa yang bergelut dalam dunia akademis, dia juga memiliki skill menulis, menulis buku misalnya, skill berbicara, mampu menjadi seorang event organizer, menjadi designer kecil-kecilan, belajar menjadi enterpreuneur, menjadi guru dan lain sebagainya. Bayangkan saja, bukankah jika ada mahasiswa yang begini hidupnya akan kaya? Contoh lain mungkin seorang guru SD yang tidak hanya mengabdikan dirinya untuk menjadi guru saja tapi ia ikut mengembangkan dirinya menjadi seorang penjahit, mampu membuat kue dan lain sebagainya. Jika seperti ini tentu hidup tidak akan menjadi miskin malah akan penuh dengan gairah.

Kendala yang menjadi permasalahan utama adalah kecenderungan kita untuk membatasi diri. Seorang penjahit akan mengatakan kepada dirinya “saya memang ditakdirkan untuk menjadi penjahit, jadi tidak perlu mempelajari hal-hal lain, toh dengan menjahit saya juga bisa hidup. Membatasi diri seperti inilah yang memiskinkan hidup. Contoh lain seseorang yang telah lulus menjadi pegawai negeri sipil, dia tidak lagi membaca untuk mengembangkan diri seperti yang pernah dilakukannya ketika masih dibangku kuliah.

Salah satu yang mungkin bisa menjadi contoh bagi kita adalah seorang penyanyi legendaries besar, Iwan Fals, sejak kecil Iwan tidak hanya belajar bernyanyi tetapi berbarengan dengan belajar karate, artinya, meski telah menjadi seorang penyanyi besar, namun dia tidak memiskinkan diri dengan hanya menjadi penyanyi saja. Ada sebuah kata bijak yang menjadi motivasi bunyi seperti ini, “Pastikan ketika engkau berdiri dihadapan Tuhan nantinya, engkau telah mempergunakan segala potensi yang telah dikaruniakanNya untukmu di dunia.

Contoh besar lain misalnya, Rasululla SAW, meski telah menjadi utusan Allah, dia memanjakan diri dengan duduk-duduk santai tapi malah sebaliknya beliau menyibukkan diri berdakwah, berdagang, dan menjadi panglima perang bahkan pemimpin Negara.

Sekarang percayalah, siapa pun bisa hidup kaya dengan mengkayakan kualitas diri dan mengembangkan modal yang telah diberikan Tuhan. Tidak mengherankan ketika telah berhasil mengkayakan diri, maka akan diikuti oleh kekayaan materi. Seperti Mario teguh, ia seorang motivator ulung yang rajin mengembangkan dan meningkatkan kualitas diri sehingga menjadi yang terbaik. Ia pernah berkata, “I never work for numbers. I work to be the best at what I do. I then succed.” Saat ini Pak Mario menjadi motivator ulung termahal di Indonesia. Luar biasa bukan? Karena itu mari mengkayakan diri.

0 comments

Posting Komentar