-------

Senin, 31 Oktober 2011

Pemuda Kok Jalan-Jalan



            Jalan adalah salah hal yang paling akrab dengan kita. Selangkah saja bergerak dari pintu rumah,  kita sudah menemukan jalan. Memori kita pun turut menyimpan jalan-jalan tertentu. Jalan menuju tempat kerja, jalan menuju rumah mertua kita, jalan menuju pasar, sampai pada jalan menuju pacar. Banyak jalan yang terekam dalam pikiran sehingga jalan adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, seperti kata pepatah, di mana ada manusia di sana pasti ada jalan (pepatah pribadi hehe..).

            Dalam beberapa situasi kita memang tidak boleh melupakan jalan. Apalagi jika masih muda dan bergelar “anak muda”. Anak muda tidak boleh lupa pada jalan. Anak muda adalah kekuatan untuk menuju pada perubahan.  Banyak orang besar dunia percaya pada pemuda. Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia kata Bung Karno pada suatu ketika. “Ask the young, they know everything” (Tanya anak muda, mereka tahu segalanya) tambah Joseph Joubert lagi, seorang penulis dari perancis. Di mata orang-orang hebat ini pemuda adalah tenaga kreatif yang mampu memahami dunia dan dirinya sendiri.

            Namun pada kenyataannya sifat pelupa melekat erat pada anak muda. Sebuah sifat yang mungkin hanya layak disandarkan pada orang tua. “Hana thee droe” (lupa diri) kata orang Aceh. Banyak pemuda yang lupa pada “jalan” bahkan ada yang lupa pada daratan. Jasad masih di bumi namun kesombongan sudah melayang-layang setinggi awan. “Entah bagaimana alur berpikir mereka” Kata seorang Yah Wa, seorang kakek yang berumur 70 tahun mengomentari tingkah polah kebanyakan pemuda zaman sekarang yang menurutnya aneh. Mengecat rambut, memakai tatto, hisap ganja, shabu-shabu, main perempuan dan hal-hal lain yang merusak diri alias buang-buang diri. Gilanya, itu mereka anggap sebagai sebuah kehebatan. Socrates menyebutnya “etere” yang memiliki makna “hebat” atau sesuatu yang dianggap hebat. Menurutnya etere orang itu berbeda-beda. Misalnya saja seseorang yang menyukai music, baginya mejadi seorang musisi handal adalah sebuah etere. Ataupun seperti Bang Lara yang tertarik dengan dunia tulis menulis. Baginya, mampu menulis dengan baik dan dicintai oleh para pembacanya adalah sebuah etere. Nah, etere ini mempengaruhi sikap dan cara seseorang bertindak. Seperti Bang Lara yang ingin dicintai oleh pembacanya, ia akan menulis seringan mungkin agar pembacanya nyaman dan tercerahkan dan yang paling penting Bang Lara tidak boleh sombong dan angkuh. Itu resep yang Bang Lara mulai terapkan.

Kembali pada permasalahan “jalan”. Mengingat jalan itu penting maka orang tidak boleh lupa. Orang yang lupa jalan tidak akan sampai pada tujuan. Sebenarnya apa sih tujuan kita? Kita sudah punya tujuan belum? Sudah punya target yang ingin dicapai belum? Mau kemana kita? Kata orang bijak, hidup ini ibarat naik labi-labi atau bus way. Kita akan jalan-jalan dan tua sendiri dalam labi-labi selama kita tidak tahu mau turun dimana. Banyak orang yang sudah beruban dan terus berputar-putar kemana labi-labi membawanya. Makanya kita sering mendengar kata-kata “tua itu pasti dewasa belum tentu”. Menghafal medan dan tahu jalan itu ciri orang dewasa. Jika tidak, kita ibarat prajurit yang lengkap senjata. Dengan semangat menggebu-gebu kita akan segera bertempur namun sayangnya tidak tahu dimana medan perang dan siapa yang menjadi musuh. Konyol!

Biar tahu jalan, kita bisa langsung belajar dari filosofi jalan. Lihat saja kota Banda Aceh misalnya yang penuh dengan rambu-rambu lalu lintas termasuk di sana sini lampu merah, lampu kuning dan lampu hijau. Lampu merah berarti harus berhenti, lampu kuning siap-siap untuk jalan dan lampu hijau pertanda “silakan”. Jika lampu-lampu ini dilanggar, bukan mustahil tabrakan terjadi. Sering sekali kecelakaan terjadi karena tidak mematuhi peraturan lalu lintas. Kenapa tidak patuh? Karena hidup kita dipacu nafsu terutama sekali para pemuda. Hidup juga seperti itu. Sama seperti jalan, kita boleh pergi kemana pun yang kita suka namun ada rambu-rambu yang harus dipatuhi agar kecelakaan tidak terjadi. Banyak kan pemuda dan pemudi yang kedapatan mesum? Itulah model kecelakaan-kecelakaan nyata terjadi.

Di Aceh dulu pernah ada seorang sastrawan sekaliber dunia. Ia dilahirkan di akhir abad ke 16 namanya Hamzah Al-Fansuri. Syairnya masih tersimpan sampai sekarang yakni syair perahu. Mungkin  sebagian kita sudah sering mendengarnya. Sebagai penutup, saya ingin kita semua mencicipi syair ini.

'Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.

Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.

Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.

Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.

Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.

La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.

Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.

Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.

Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.

Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu 'azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.

Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na'am, siang dan malam.

Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.

Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.

Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.

Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
"yakin akan Allah" nama pawangnya.

"Taharat dan istinja'" nama lantainya,
"kufur dan masiat" air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.

Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
"Allahu Akbar" nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.

"Wallahu a'lam" nama rantaunya,
"iradat Allah" nama bandarnya,
"kudrat Allah" nama labuhannya,
"surga jannat an naim nama negerinya.

Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam'ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.

Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.

Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.

Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.

Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
tanpa ada tujuan yg tetap,

Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.

Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?

La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insap,
siang dan malam jangan dilalaikan.

La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma'rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.

La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da'im dan ka'im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.

La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.

La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.

La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma'rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.

La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.

La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah.

Demikianlah, semoga bermanfaat untuk kita bersama. :)

Semoga


Jangan ... jangan jangan ...
jangan biarkan ilalang kesombongan tumbuh di hatimu ....
jangan biarkan sikap menganggap orang lain bodoh mencengkerammu ....
Jangan pula kau jadikan ilmu yang kau peroleh sebagai alat untuk menyerang orang lain ....
Kau, aku, kita bukanlah siapa-siapa ...
Hanya tipuan dan ilusi yang fana yang sering buat kita buta...


Sering menganggap diri baik dengan secuil kebaikan ...
Sering merendahkan mereka mereka yang berbuat kesalahan ...
Padahal kita tidak pernah tahu siapa diantara kita  yang akan memperoleh akhir yang baik ...
Kegelapan bukan untuk dicerca ...
Kegelapan bukan untuk dihina ...
Kegelapan untuk dimuliakan dengan menyiramnya dengan cahaya ...


Sabar...
Sabar...
Sabar...
Meski di sana mungkin harus ada air mata ...
Tuhan akan membeli amalmu ...


Lakukan yang terbaik ....
Jadikan jalan Tuhan untuk membaikkan diri bukan untuk menghina bukan pula untuk merendahkan....
Kau dan aku sama ....
bukan siapa-siapa ...
Hanya makhluk hina yang sering tak tahu tentang dari mana, hendak ke mana dan sedang melakukan apa ...


Kau dan aku sama ...
Sama-sama harus membaikkan diri untuk alam yang lebih kekal ...
Sampai jumpa di surga....
Semoga !

Mau Pintar?


Siang ini hujan turun deras menampar atap kedai. Gemuruhnya memudarkan suara musik yang diputar sudah lebih dari tiga jam. Gelas kopi masih setia menemani meski kopi hanya tinggal separuh lagi. Cuaca dingin seakan makin keranjingan memaksa badan untuk menggigil.  Di jalanan terlihat beberapa orang yang nekad menembus hujan dengan sepeda motor tanpa mantel. Tak terbayang seberapa kedinginannya mereka. Di warung ini puluhan orang yang terdiri dari bapak-bapak, pemuda, sampai pemudi  masih duduk tak bergeming menatap sebuah laptop. Mata-mata itu seakan tak berkedip, begitu serius memandang. Ada yang tersenyum-senyum sendiri, ada pula yang tertawa dengan alasan yang hanya dia sendiri yang tahu. Semuanya begitu “khusyu’”.

            Di abad XXI ini , tertawa dan tersenyum tidak mesti harus berjama'ah lagi. Orang bisa menghibur diri dengan sebuah laptop atau perangkat elektronik lainnya.  Terkadang itu mereka lakukan di kedai kopi, di kampus, atau bahkan di kamar. Di sana ia bisa tertawa sepuasnya sampai menangis. Dunia seakan semakin ramai sehingga membuat wilayah sepi dalam diri kian kerdil. Bang Amin adalah seorang pedagang. Ia menyewa sebuah toko kayu kecil di satu kawasan di Banda Aceh. Sehari-hari ia menjual makanan ringan, rokok, pulsa, hape second dan juga modem. Sewaktu saya sedang mengisi pulsa modem saya di sana, istri Bang Amin bilang, “nyoe modem lagee nyoe lagot lagee lagot bada musem ujeun” (Modem merk ini laku seperti pisang goreng di musim hujan). Maklum mungkin karena karena koneksinya cepat dan dijual dengan harga yang relatif terjangkau. 


            Aduh semakin mudahnya hidup di abad ini! Internet bisa diakses oleh hampir setiap orang. Itu artinya tidak  susah lagi untuk menjadi “orang pintar”. Bagaimana tidak, untuk belajar bahasa inggris misalnya, orang bisa langsung membuka situs-situs belajar bahasa inggris gratis lengkap dengan pronunciationnya. Untuk memperkaya wawasan, tinggal mengklik situs-situs warta seperti kompas.com, republika.co.id, tempointeraktif.com dan lain-lain. Atau mungkin juga jika ingin berenang sambil minum air alias belajar bahasa inggris sambil membaca informasi, tinggal meng-klik situs thejakartapost.com, thejakartaglobe,com dan lainnya. Dan lagi, jika ada sesuatu yang ingin diketahui bisa langsung dengan mengunjungi mbah Google.com. Dari Mbah Google ini orang dapat belajar banyak. Belajar bagaimana cara berwirausaha, cara membudidayakan ikan lele, cara menanam cabai dan sebagainya. Bahkan, ada satu kabar yang  mengejutkan. Pada suatu hari saya sedang mengikuti seminar tentang menulis. Pembicara di seminar itu tepatnya seorang penulis, ia mengabarkan kepada kami bahwa di salah satu tempat di pulau jawa, seorang bocah berhasil menciptakan senjata yang mirip AK-47. Ketika ditanya belajar dari mana, dengan polos ia  menjawab “dari Google”.
       
            Super!! Mudahnya hidup di abad ini. Orang bisa menjadi pandai dengan sedikit mengembangkan kemauan dan rasa ingin tahu nya. Tidak salah seperti kata orang bijak, “dengan ilmu hidup jadi mudah”. Dengan membaca kita dapat menambah wawasan dan memperkaya skill. Kalau sudah ada skill, hidup akan sedikit lebih gampang. Lalu seorang anak kecil pernah bertanya pada saya, “Bang Lara, kenapa kita orang ada juga yang tidak pandai padahal ia punya laptop dan internet!”. Tanpa berpikir panjang Bang Lara menjawab, “Itu karena kita orang asik dengan bermain poker dan game-game lain yang membuat ketagihan. Juga, kita orang lebih suka membuka situs porno ketimbang situs-situs yang bergizi untuk pengembangan diri. Begitu!” Jawab Bang Lara sambil tersenyum tersipu malu.


Minggu, 30 Oktober 2011

Satu

Tulislah walau hanya satu ayat !

Rabu, 26 Oktober 2011

Timah

            Persepsi adalah timah. Timah ini kemudian dipanaskan oleh campur tangan manusia melalui media atau kejadian-kejadian dan bukti-bukti pada suatu perkara. Karena dipanaskan secara terus menerus maka timah ini berubah menjadi cair. Timah panas inilah yang kemudian disemprotkan pada golongan atau kelompok tertentu seperti PKI, Masyumi, LDK, HMI, dan lain-lain misalnya. Tidak jarang kata-kata kotor kemudian lahir dari kebencian yang juga dilahirkan oleh persepsi orang sebelumnya. Dari sinilah perang dimulai. Masing-masing pihak akan berusaha mati-matian mencari fakta-fakta dan data yang sanggup menjatuhkan kelompok lawan. Dalam banyak hal ini erat kaitannya dengan perebutan kekuasaan atau bahasa yang lebih umum dipakai, kepentingan politik.

Senin, 24 Oktober 2011

Robot Ramaikan Expo UNSYIAH



Banda Aceh| Politeknik Aceh berpartisipasi dalam Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2011 yang dilaksanakan di gedung AAC Dayan Dawoed Universitas Syiah Kuala Darussalam Senin (24/10). Dalam pameran tersebut stand Politeknik Aceh menampilkan beberapa jenis robot di antaranya Robot Sapien, Robot Lego, Robot Robotino dan Robot Soccer (I-Bhan). “Robot I-Bhan ini pernah mengikuti lomba Kompetisi Robot Indonesia di Batam dan mendapat prediket robot spirit terbaik” Ujar Fajar Purnama Satria selaku ketua stand dalam expo tersebut.

Selain menampilkan Robot, mereka juga memperlihatkan mesin pemberi pakan ternak otomatis, sistem proses manufaktur produksi roti, pengendali peralatan listrik jarak jauh dengan menggunakan sms, mesin pengebor PCB, dan mesin penjual minuman. Kesemuanya merupakan hasil kreasi dan tugas akhir dari para mahasiswa Politeknik. “Kami berharap support dari masyarakat bahwa meskipun Politeknik masih tergolong baru tapi telah menghasilkan karya-karya yang hebat” Tambah Fajar.

Politeknik Aceh  didirikan pada tahun  2008 atas prakarsa pemerintah Kota Banda Aceh berkerja sama dengan Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi, USAID, CHF Internasional dan CHEVRON Corporation. Hingga kini sudah mengikuti berbagai kompetensi baik regional maupun nasional dan baru saja meluluskan tamatan pertama.
 (Putra Pelipur Lara)

Sabtu, 22 Oktober 2011

Lagi, Truk Terjungkir Di Seulawah

Sebuah truk fuso dengan nomor plat BK 9810 CJ terjungkir di kawasan Lamtamot, Seulawah sabtu (22/10) sekitar pukul 15.00. Kendati posisi truk telah terjungkir ke sisi kanan dan hampir jatuh ke jurang, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. “Hanya korban material saja, tidak ada korban jiwa yang jatuh” Ungkap Dedi Rachman, anggota Polantas Aceh Besar yang ditemui di tempat kejadian.

Truk tersebut berjalan dengan kecepatan sekitar 30 km/jam dari Medan menuju Banda Aceh dengan mengangkut ratusan kardus sunlight dan minuman buavita. Diduga kuat saat melaju sopir kurang teliti melihat tikungan. “Sopir kurang kontrol dan tidak menghafal medan. Ia tiba-tiba terkejut ada tikungan akhirnya truk pun tergelincir”. Ujar seorang saksi mata.

Hingga pukul 16.15 posisi truk masih seperti semula dan polisi telah mengantongi SIM beserta STNK truk atas nama Teuku Mirza guna untuk diproses lebih lanjut. (Putra Pelipur Lara)

Jumat, 21 Oktober 2011

Protest !


I like money!
Money is beautiful!
Can you see it my honey, Ainsyah?
Unfortunately!
No money no honey
Saving money to buy gold,
Saving gold to buy girl(s)
Her parents sell her with high price
My friends,
Tight competition is there
Who could sell with higher price, manyam
The competition is real
Among families, among clans, among villages
Oh… can you see it my Lord?
Youth are dying…
Now the air is too sharp to breathe!
Gold has looked like Ghosts
It’s voice is very frightening!
Parents in this place are forcing us to like money
for gold is the key
that’s much better than face and faith
Oh God, this culture is choking our lives!
Oh.. Prophet Moehammad,
Had you been still alive,
I would have heard that sentence again,
That,
The best girl is she who offers the cheapest and simplest mahar!


Tunas Muda Bertangkai Tiga

Rahmat Maulida duduk serius meski terlihat sedikit santai. Berkali-kali ia memicingkan mata memperhatikan kain batik cokelat di depannya, sehati-hati mungkin ia mulai menggerak-gerakkan kedua kakinya secara serentak lalu roda mungil pada mesin jahit itu berputar dan membuat jarum kecil itu bergerak-gerak secara beraturan dari atas kebawah dan begitu seterusnya sehingga benang-benang pun terekatkan pada potongan kain antara yang satu dengan yang lainnya. Sudah beberapa baju yang telah dijahitnya selama Ibu Loeziana yang merupakan ibu dari seorang teman kuliah meminjamkan mesin jahit itu kepadanya.
Jam telah menunjukkan pukul 14.30 saat Rakyat Aceh menjumpai Rahmat di tempat kediamannya di Kawasan Rawa Sakti, Jeulingke. Ia tinggal di sebuah rumah shelter berdinding kayu dengan ukuran kira-kira 4x5 meter. Di depan rumahnya terdapat semacam  rawa-rawa kecil. Karena jalan buntu, rumah ini terlihat seperti terkucilkan dari rumah-rumah lain di kawasan tersebut. Di tempat inilah

Kamis, 20 Oktober 2011

Kelak


Kelak itu nanti. Nanti adalah waktu dan ruang yang akan anda, saya, mereka atau kita lewati. Karena nanti itu masih ada karena manusia masih hidup, maka kapankah dan di manakah ujung nanti? Nanti berujung di suatu masa di mana kita hanya mampu berkata, membicarakan atau berteriak-teriak tentang hari ini. Tidak ada lagi nanti karena hari ini jauh lebih penting karena kondisi yang begitu membahayakan menuntut kita untuk melupakan nanti dan lebih focus pada hari ini. Tidak ada lagi harapan dan waktu telah cukup

Selasa, 18 Oktober 2011

Pagi

Pagi adalah gadis. Gadis cantik yang sedang tersenyum tulus dan manja. Maka berkatalah seorang pujangga dari timur, "Satu senyuman manis dari gadis cantik akan membuat kau menjadi pria paling bahagia di dunia". Orang-orang dulu pada lazimnya menjadikan bunga sebagai esensi yang cukup representatif dari seorang wanita cantik. Syair dan lagu-lagu kerap menggunakan bunga dalam hal penggambaran wanita. "wajahmu begitu elok hai bunga lili... cerah dengan cahaya dan embun yang menyelimutimu".

Namun pada kenyataannya pagi juga sama seperti gadis. Gadis elok yang menyejukkan. Bermula dari benang halus di ufuk timur pertanda permulaan hari, maka fajar pun datang ibarat seorang bayi. Di pagi hari, bayi ini tumbuh menjadi seorang gadis dan ketika siang berubah menjadi seorang ibu dan saat sore hari tiba, ia menjadi seorang nenek tua. 

Maka pagi adalah gadis cantik yang sering tidak kita hiraukan.

Senin, 17 Oktober 2011

Animal Simbolicum

Suatu ketika Dale Carnegie menulis dalam sebuah bukunya sesuatu yang membuat saya cukup terkesan. Bapak yang dikenal sebagai pakar psikologi sosial ini membuat sebuah permisalan yang sangat sesuai dengan kenyataan. Ada seorang bapak, tulis Carngie, ia memelihara beberapa domba. Setiap hari ia merawat dan memperhatikan kesehatan hewan-hewan ini. Tujuannya bukan untuk disembelih supaya dimakan dagingnya, tidak pula untuk dijual. Domba-domba ini dipelihara untuk diperlombakan. Singkat cerita, domba-domba ini kemudian diterjunkan dalam perlombaan. Berkat usaha dan kerja keras, akhirnya mereka berhasil membawa pulang tropi kemenangan. Si Bapak sangat senang dan gembira. Ia mengambil tropi tersebut dan menaruhnya di ruang tamu agar setiap orang datang bisa dapat melihat buah dari kerja kerasnya itu. Nah, apa yang terjadi dengan  domba?

Minggu, 16 Oktober 2011

Entah Apa


Lihat dia, berjalan pelan sambil berinjit sesekali. Kemudian seperti orang kerasukan gerakannya menjadi cepat dan tak beraturan. Berputar-putar seperti elang yang terkilir sayapnya. Sesekali ia merangkak berjalan namun yang pasti ia tetap berusaha berjalan dan menjauhi diri dari diam. Dia adalah penulis sampah yang sesekali membungkukkan badan mengutip sampah yang ada di tanah dan sesekali pula ia melengkungkan idenya untuk mengutip kata-kata yang kemudian ia susun secara berantakan dalam tulisan. Sering tak ada makna karena sampah. Kendati demikian mengumpulkan sampah adalah tindakan yang mulia ketimbang membiarkannya berserakan di mana-mana. Dalam kehidupan sehari-hari, selain sampah banyak juga mutiara-mutiara dan berlian abstrak yang berserakan di mana-mana. Karena hanya bisa melihat dengan mata, maka berlian dan mutiara-mutiara itu tidak menampakkan dirinya dan terbiarkanlah ia berserakan di mana-mana. Adapula yang dapat melihat namun hanya untuk konsumsi pribadinya saja dikarenakan ia tidak dapat menulis, menggambar, atau menghasilkan karya yang berupa hasil dari imajinasi dan kreatifitasnya. 

Sabtu, 15 Oktober 2011

Saya Ingin Menulis Sampah


Layaknya kata sexmenulis menulis merupakan kata yang cukup membangkitkan gairah bagi saya. Tentunya saya juga tahu bahwa ini tidak berlaku untuk semua. Tidak sama persis seperti sex di mana setiap seorang bisa langsung bergairah ataupun sedikit malu-malu ketika mendengar atau membicarakannya. Yang jelas sex merupakan sesuatu yang paling diminati oleh manusia seantero jagat ini. Lain lagi dengan menulis. tidak banyak orang yang begitu terangsang untuk melakukan kegiatan ini.Gairah saya sering bangkit ketika