Practice makes tired. Mungkin kedengarannya agak berbeda dari yang selama ini, practice makes perfect. Iya practice atau berlatih itu memang melelahkan terutama jika kita tidak menyukai apa yang sedang kita geluti. Misalnya berlatih bola. Bagi orang yang memang cinta sepak bola latihan itu justru sebuah kenikmatan yang tak tergantikan dengan hal lain. Tapi bagi orang yang tidak suka sepak bola? Yang terjadi justru sebaliknya. Tidak mengenakkan dan sangat melelahkan. Contoh lain lagi ada pada orang yang menulis. Bagi orang yang hobinya menulis, berlatih jadi kebutuhan. Dia akan menikmati proses dengan tekun dan telaten . Walhasil dia bisa menjadi seorang penulis yang sukses jika ditambah dengan semangat totalitas. Tapi bagi orang yang tidak suka menulis, apa yang akan terjadi kira-kira?
Everyone is good at something. Setiap orang memang telah dikaruniai oleh Tuhan bakat dan ketertarikan di bidang masing-masing. Sebenarnya kalau Tuhan mau, bisa saja Dia menjadikan setiap orang di dunia pandai bermain bola kaki. Tapi Tuhan punya seni maha tinggi. Coba kita bayangkan seandainya semua orang punya keahlian di satu bidang yang sama. Katakanlah sepak bola. Jika demikian, siapa yang akan menulis hikmah, siapa yang akan mempelajari ilmu pengetahuan, siapa yang akan menekuni seni? Saya yakin hidup ini akan sangat hambar dan monoton.
Nah, karena Tuhan mengaruniai perbedaan strength/ bakat di antara kita, tugas kita adalah menemukan dan mengasah bakat yang ada. Saya teringat nasihat abang leting ketika saya masih SMA, "Kalian harus seperti jarum. Setiap hari kalian asah jarum itu hingga semakin meruncing dan tajam. Ketika saatnya tiba, jarum itu akan bisa menembus apa pun. Begitu juga dengan kalian, kalau sudah tajam, kalian bisa menembus rintangan dengan mudah hingga sampai pada tujuan" Saya begitu tergugah dengan kata-kata ini dan masih saya pegang teguh hingga hari ini. Karena itu saya berusaha sedapat mungkin untuk terus mengasah diri.
Tentunya pasti ada rintangan dari setiap jalan yang kita pilih. Misalnya ketika dipertemukan dengan orang yang memiliki bakat di bidang berbeda. Ketika kita tidak punya ketertarikan pada bidang yang sama dengannya, seringkali akan ada nada sindiran-sindiran. Apalagi kalau dalam bidang menulis. Di tempat saya tinggal, bidang tulis-menulis masih identik dengan bidang perempuan. Apalagi kalau menulis puisi, bisa dipanggil banci. Padahal kalau sedikit saja mau membuka pikiran, banyak sekali penulis dan pujangga besar di dunia adalah laki-laki. Contohnya Kahlil Gibran, Leo Tolstoy, Jalaluddin Rumi, Hamzah Fansuri, dan lain-lain.
Kalau mengutip istilah Paulo Coelho (penulis Brazil), setiap orang itu punya legenda pribadi masing-masing. Kalau legenda pribadi saya adalah menulis, maka saya tak seharusnya mengkhianati diri dengan ikut-ikutan pada bidang orang lain. Sebut saja sepak bola misalnya. Jika pun saya tetap melakukannya, efek sampingnya adalah Practice makes tired, berlatih akan menjadi hal yang melelahkan (karena saya tak bisa menikmatinya). Sebagai penutup, setiap kita punya jalan masing-masing dan harus berlatih keras agar menjadi manusia terhormat. Seorang novelis terkemuka America, Charlotte Parkins Stetson Gilman, menulis, "Every kind of creature is developed by the exercise of its function. If denied, the exercise of its function, it cannot develop in the fullest degree" Setiap makhluk berkembang dengan berlatih menjalankan fungsinya. Jika menolak menjalankan fungsinya, dia tidak akan dapat berkembang pada tingkat sepenuhnya. Oleh karena itu, mari berlatih! :)
Kalau mengutip istilah Paulo Coelho (penulis Brazil), setiap orang itu punya legenda pribadi masing-masing. Kalau legenda pribadi saya adalah menulis, maka saya tak seharusnya mengkhianati diri dengan ikut-ikutan pada bidang orang lain. Sebut saja sepak bola misalnya. Jika pun saya tetap melakukannya, efek sampingnya adalah Practice makes tired, berlatih akan menjadi hal yang melelahkan (karena saya tak bisa menikmatinya). Sebagai penutup, setiap kita punya jalan masing-masing dan harus berlatih keras agar menjadi manusia terhormat. Seorang novelis terkemuka America, Charlotte Parkins Stetson Gilman, menulis, "Every kind of creature is developed by the exercise of its function. If denied, the exercise of its function, it cannot develop in the fullest degree" Setiap makhluk berkembang dengan berlatih menjalankan fungsinya. Jika menolak menjalankan fungsinya, dia tidak akan dapat berkembang pada tingkat sepenuhnya. Oleh karena itu, mari berlatih! :)
0 comments
Posting Komentar